Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IKLAN ATAS POSTINGAN

Komponen Sistem Pengapian CDI Sepeda Motor

 Komponen Sistem Pengapian Elektronik CDI sebagai berikut :

a. Kunci Kontak

Kunci Kontak memiliki fungsi sebagai sakelar utama untuk menghubungkan dan memutus (On-Off) rangkaian pengapian (dan rangkaian kelistrikan lainnya) pada sepeda motor serta menghubungkan dan memutus sumber tegangan bateral dengan rangkaian.

Pada sistem pengaplan CDI-DC saat kunci kontak diputar pada posisi "ON "maka arus positif dari baterai akan dialirkan ke unit CDI. Sedangkan pada saat kunci konta diputar pada posisi "OFF" maka arus dari baterai akan diputus agar tidak disalurkan ke unit CDI.

b. Baterai


Baterai berfungsi sebagai alat untuk menyimpan arus listrik pada sepeda motor. Pada dasarnya baterai tidak terlalu diprioritaskan karena kebutuhan sumber listrik akan dipenuhi oleh generator.

c. Spul pengapian


Spul dan rotor magnet merupakan dua komponen yang berbeda, namun keduanya memiliki satu tujuan, yaitu mengubah putaran dari poros engkol mesin menjadi listrik AC. Listrik ini yang akan menjadi sumber tenaga dari sistem pengapian.

d. Pulse igniter/pick up coil

Pulse Igniter mungkin lebih familiar dengan kata pick up coil karena fungsinya sebagai penjemput sinyal. Sinyal yang dimaksud ialah sinyal yang menunjukan timming pengapian mesin.

e. Voltage converter

Voltage converter atau pengonversi tegangan, diperlukan untuk memaksimalkan arus discharge. perlu diketahui prinsip kerja pengapian CDI itu berbeda dengan sistem pengapian mobil yang menggunakan platina. Pada mobil, induksi di coil akan terjadi ketika platina memutuskan arus primer coil.

f. CDI Unit

CDI unit merupakan serangkaian komponen elektronik yang berfungsi sebagai sakelar rangkaian primer pengapian, menghubungkan dan memutuskan aliran arus listrik yang dimanfaatkan untuk proses  pengisian (charge) dan pengosongan (discharge) muatan kapasitor, kemudian dialirkan melalui kumparan primer koil pengapian untuk menghasilkan arus listrik tegangan tinggi pada kumparan sekunder dengan cara induksi elektromagnet.

g. Sekring

Fuse atau sekring berfungsi sebagai pengaman rangkaian listrik ketika terjadi konsleting listrik. Pada sistem pengapian CDI (terutama pada CDI - DC), sekring juga berungsi untuk mencegah terjadinya kerusakan pada komponen- komponen kelistrikan lainnya ketika terjadi konsleting atau terjadi kelebihan arus listrik.

h. Ignition coil

Ignition coil atau koil pengapian merupakan komponen yang berfungsi menaikkan tegangan dari tegangan rendah 12 V menjadi tegangan tinggi kurang lebih 25 kilo V dengan cara mengubah energi listrik tegangan rendah menjadi energi magnet pada kumparan primer dan kemudian diubah menjadi tegangan tinggi pada kumparan sekunder yang memiliki lilitan tembaga lebih banyak untuk menerima medan magnet.

i. Kabel busi

Kabel busi merupakan penghantar tegangan tinggi yang tidak boleh mengalami pengurangan/kehilangan tegangan. Karena itu kabel busi dikonstruksi dengan kawat tembaga dan dilapisi dengan perak untuk mencegah terjadinya korosi, sedangkan bagian luar dibungkus dengan bahan silikon. Kabel busi harus mampu menyalurkan tegangan sampai dengan 40.000 volt dan juga kabel busi harus memiliki daya isolasi yang tinggi agar tegangan tidak dapat meloncat keluar ke bodi mesin atau kendaraan yang akan dapat mengakibatkan gagalnya pembakaran. Karena adanya aliran listrik terjadilah medan elektro magnet pada kabel busi, medan elektro magnet tersebut akan mengakibatkan kerusakan percikan bunga api pada ujung elektroda busi berupa menurunnya puncak pembakaran.

j. Steker busi

Steker busi merupakan penghubung antara kabel busi dan busi yang harus mampu mengalirkan arus mulai dari koil sampai dengan busi dengan baik. Rumah steker terbuat dari bahan ebonit dan karet tahan panas yang dipasang pada ujungnya untuk mencegah udara lembab atau air masuk ke dalam steker yang dapat mengakibatkan gangguan pengapian/pengurangan tegangan.

k. Busi

Busi berfungsi meloncatkan bunga api listrik tegangan tinggi di dalam ruang bakar serta membakar campuran bahan bakar dan udara yang sudah dikompresikan. Bunga api listrik meloncat di antara elektrode tengah yang diisolasi dengan keramik ke satu atau lebih elektrode massa.

Busi motor bensin memilki 2 elektroda, yakni elektroda tengah dan negatif. ketika koil pengapian memberi arus listrik tegangan tinggi, kemudian arus tersebut mengalir melalui kabel tegangan tinggi. Arus listrik inilah yang dipercikkan pada elektroda tengah ke elektroda negatif (massa), sehingga menimbulkan bunga api ada ruang bakar yang dibutuhkan untuk membakar campuran udara dan bahan bakar.

Posting Komentar untuk "Komponen Sistem Pengapian CDI Sepeda Motor"