Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

IKLAN ATAS POSTINGAN

Gangguan atau Kerusakan Pada Sistem Pelumas Sepeda Motor

Macam-Macam Gangguan pada Sistem Pelumasan

Sistem pelumasan mesin merupakan kelengkapan sepeda motor yang berperan melumasi komponen mesin untuk mencegah keausan, menyerap getaran mesin, serta membantu mendinginkan mesin. Jika fungsi sistem pelumasan kurang baik dan tidak berjalan baik karena kerusakan, komponen sistem pelumasan dan gangguan yang terjadi akan menurunkan kinerja mesin. Berikut merupakan gangguan dan kerusakan yang terjadi pada sistem pelumasan.


1. Jumlah oli pelumas (engine oil) yang tersisa dalam mesin sedikit.

Kemungkinan penyebab dan langkah perbaikan.

1) Ada kebocoran oli pelumas. Jika kebocoran karena perpak yang rusak gantilah perpak yang rusak.

2) Seal oli atau gasket mesin bocor. Jika seal oli atau gasket mesin bocor gantilah seal tersebut.

3) Bosh katup atau seal katup bocor. Jika bosh katup atau seal katup katup bocor, gantilah bosh dan seal tersebut.

4) Cincin piston aus dan tidak terpasang dengan baik. Jika cincin piston aus dan seal katup bocor, gantilah kedua komponen tersebut.

5) Oli pelumas mesin tidak sesuai. Jika pelumas tidak sesuai, gantilah pelumas sesuai dengan anjuran produk dan manual book pabrikan sepeda motor. 


2. Silinder aus

Kemungkinan penyebab dan langkah perbaikan.

1) Penambahan oli pelumas tidak sesuai dengan kebutuhan atau tidak sesuai takaran. Lakukan penambahan oli pelumas sesuai takaran volume yang ditetapkan oleh setiap jenis sepeda motor.

2) Adanya kotoran (beram) yang bercampur dengan oli pelumas, jika pelumas terdapat banyak kotoran (beram), gantilah dengan oli pelumas yang baru.


3. Oli pelumas kotor/pekat

Kemungkinan penyebab dan langkah perbaikan.

1) Oli pelumas jarang diganti. Gantilah pelumas secara rutin dan berkala.

2) Mutu atau kualitas oli pelumas rendah. Gantilah oli pelumas sesuai standar anjuran produk.

3) Penggantian oli pelumas tidak sesuai anjuran pabrikan pabrik. Gantilah oli pelumas sesuai aturan perawatan berkala mesin.


4. Tinggi permukaan oli terlalu redah dan pemakaian oli tinggi

Kemungkinan penyebab dan langkah perbaikan.

1) Terdapat kebocoran oli di bagian luar. Kebocoran bagian mesin karena retak, patah, atau benturan dapat mengakibatkan kebocoran oli pelumas. Perbaikan yang dilakukan untuk kondisi tersebut dilakukan dengan mengganti komponen atau bagian yang mengalami kebocoran.

2) Piston ring aus atau pemasangan tidak tepat. Jika piston ring aus, ganti komponen piston ring tersebut. Jika pemasangan tidak tepat, ikuti petunjuk buku panduan motor dan sesuaikan dengan aturan dari pabrikan sepeda motor.

3) Lubang blok silinder aus. Jika lubang blok silinder aus, perbaikan yang dilakukan dengan memeriksa kembali diameter awal lubang silinder. Jika diameter lubang silinder sudah di luar spesifikasi, perlu diganti blok silinder atau mengganti silinder liner baru.

4) Valve guide dan seal valve aus. Jika valve guide (pemegang katup) dan sil katup yang aus, ganti dengan valve guide dan sil katup yang baru.


5. Tekanan oli pelumas rendah

Kemungkinan penyebab dan langkah perbaikan.

1) Pompa oli tidak bekerja dengan baik. Jika pompa oli tidak bekerja dengan baik, perbaiki pompa oli tersebut, gantilah dengan yang baru.

2) Gigi-gigi penggerak oli rusak/aus. Jika gigi-gigi penggerak oli rusak/aus, gantilah dengan yang baru.

3) Saluran oli tersumbat kotoran. Jika saringan oli tersumbat karena adanya kotoran, bersihkan saringan tersebut dari kotoran yang menempel bila perlu diganti.


6. Oli pelumas terkontaminasi

Kemungkinan penyebab dan langkah perbaikan.

1) Oli pelumas jarang diganti. Lakukan penggantian oli pelumas secara rutin dan sesuai anjuran buku pandual motor pabrikan.

2) Piston ring aus. Jika piston ring aus, ganti komponen piston ring tersebut.


7. Kerenggangan (celah) antara outer rotor dengan inner rotor di luar spesifikasi

Kerenggangan harus sesuai dengan buku pedoman reparasi pabrikan sepeda motor. Contoh: kerenggangan antara outer rotor dengan inner rotor mempunyai batas servis: 0,20 mm (Honda Beat), batas servis: 0,15 (Yamaha Fino).


8. Jarak renggang antara outer rotor dengan badan (body) di luar spesifikasi

Jarak renggang antara outer rotor dengan badan (body) harus sesuai dengan buku pedoman reparasi pabrikan sepeda motor. Contoh: jarak renggang antara outer rotor dengan badan (body) mempunyai batas servis:0,35 mm (Honda Beat).


9. Jarak renggang ke samping body dan rotor pompa di luar spesifikasi

Jarak renggang ke samping body dan rotor harus sesuai dengan buku pedoman reparasi pabrikan sepeda motor. Contoh: jarak renggang ke samping body dan rotor mempunyai batas serivis: 0,12 mm (Honda Beat)


10. Ketidaksesuaian ukuran oli dan ketidak sesuaian kekentalan oli

Penggunaan ukuran dan spesifikasi oli harus sesuai dengan buku petunjuk reparasi (manual service). Contoh: rekomendasi standar oli SAE20W 40 SE (untuk Yamaha FINO).


11. Saringan oli tersumbat

Saringan ol yang tersumbat akan menghalangi sirkulasi oli pelumas bersirkulasi. Fungsi saringan oli sebagai filter akan berkurang sehingga aliran oli yang bersirkulasi juga semakin sedikit. Kondisi tersebut akan menyebabkan pelumasan berkurang dan berakibat mesin menjadi panas sehingga merusak komponen-komponen mesin yang lain.


Posting Komentar untuk "Gangguan atau Kerusakan Pada Sistem Pelumas Sepeda Motor"